Sunday, May 31, 2015

Berlari dari Indonesia



Aku menuruni bukit gelap luar biasa..
Seluruh jiwa ragaku menjelma rasa takut yang tak terkira..
Tolong tunjukkan dan pilihkan kepadaku jalan dimana aku bisa tidak usah berpapasan dengan Indonesia..
Bawalah aku ke tempat dimana aku bisa tidak bertemu dengan Indonesia..
Bukakan kepadaku satu wilayah rahasia dimana aku bisa bersembunyi dari Indonesia..
Tak terkira perasaan takutku kepada Indonesia..
Cintaku melimpah ruah memenuhi jiwa dan raga tapi sangat ngeri untuk meneruskan hidup bersama Indonesia..
Kalau sampai aku kepergok dan tertangkap olehnya, lumpuh kakiku luluh hatiku sebab tak berdaya..
Di hadapan Indonesia aku adalah burung yang hilang sayapnya..
Aku laut tidak ada gelombangnya..
Aku api tapi tidak ada panasnya..
Di dalam Indonesia aku hidup tanpa kehidupan..
Aku semangat cinta tanpa gairah nafsu..
Aku bangunan-bangunan menara yang aku robohkan sendiri..
Aku hadirkan Nabi tapi aku mohon pulang kembali Nabi !!!
Hampir pecah kepalaku oleh Indonesia..
Otakku remuk oleh praktek Negaranya..
Darahku mendidih melihat pejabat-pejabatnya..
Perasaanku terbakar oleh KKNnya yang pintar dan tidak kentara..
Dadaku mau meledak karena rakyat terus dibodohi tidak habis-habisnya..
Hatiku tidak sabar menunggu kapan Tuhan membuka kenyataan bahwa mereka sesungguhnya tidak layak duduk di kursinya..
Mataku berkunang-kunang melihat Indonesia..
Tak paham aku mereka akan pergi kemana..
Amat sukar kutemukan kesungguhan hatinya..
Tidak sanggup kuhimpun kepingan-kepingan dan pecahan-pecahan pikiran mereka..
Tidak mampu aku menangis oleh tangisnya..
Dan tidak bisa aku tertawa oleh tawanya..
Setiap malam kugambar wajah masa depan Indonesia dan paginya kuhapus sendiri dan aku tertawa-tawa..
Bertahun-tahun aku tidak tidur malam karena bekerja membangun mercusuar cahaya penerang..
Setiap saat aku siap mengangkutnya langsung ke Sidratul Muntaha..
Karena ternyata, Indonesia tidak memerlukannya..
Aku demam panas tinggi oleh rasa takutku kepada Indonesia..
Buntu akal pikiranku melihat kelas menengahnya yang sia-sia..
Aku menggigil oleh media-media cetak dan tayangannya..
Aku ngeri bertemu dengan wartawannya..
Aku tenggelam dilindas oleh dahsyat informasinya..
Aku mabuk berat oleh gosip, ghibah dan rasanannya..
Bertahun-tahun kubanting-banting diriku sendiri, kucampakkan, kubuang-buang, kulenyapkan..
Tanganku ini bekerja melampaui kewajaran hidup dan orang bekerja..
Dengan wajahku harus tetap bersemayam dalam rahasia..
Kakiku melangkah hingga hampir menyentuh cakrawala..
Dan aku jaga jangan sampai ada kemahsyuran yang dihasilkannya..
Dan aku tunggang langgang oleh fatwa-fatwa ulamanya..
Aku terjepit oleh kesempitan dan kedangkalan berfikirnya..
Aku terjengkang oleh kaki nyongklang mata kuda..
Aku tertawa terbahak-bahak menyaksikan gaya selebritas para tokohnya..
Tetapi aku menangis mengguguk-guguk melihat begitu banyak rakyat menjilat pantat mereka....

-oleh Emha
About Unknown

Pellentesque penatibus, sed rutrum viverra quisque pede, mauris commodo sodales enim porttitor. Magna convallis mi mollis, neque nostra mi vel volutpat lacinia, vitae blandit est, bibendum vel ut. Congue ultricies, libero velit amet magna erat. Orci in, eleifend venenatis lacus.

You Might Also Like

0 comments:

Post a Comment