Wednesday, March 11, 2015

Resensi Buku - Hikayat Kalilah dan Dimnah

Buku yang berjudul Hikayat Kalilah dan Dimnah merupakan kumpulan hikayat. Dalam buku ini memuat banyak sekali bab yang masing- masing memiliki tema yang berbeda .Terdapat 22 hikayat di dalam buku ini. Cerita ini berasal dari India, dan sekeluarga dengan cerita-cerita seperti Sukasaptati dan Pancatantra yang juga dikenal di Indonesia. Setelah disalin ke dalam bahasa Arab oleh Ibnu Muqaffa barulah cerita ini tersebar luas mengikuti penyebaran agama Islam.

Judul buku                               : Hikayat Kalilah dan Dimnah
Penulis                                     : Baidaba
Penerjemah ke Bahasa Arab  : Abdullah Ibnul Muqaffa
Penyalin dari Bahasa Arab     : Ismail Djamil
Penerbit                                  : Balai Pustaka
Cetakan                                   : Keduabelas
Tahun terbit                            : 2002
Tebal buku                              : 19

Salah satunya hikayat Tikus dengan Kucing Hutan. Yang mengandung nilai permusuhan dan persahabatan tidak kekal selama-lamanya. Kadang-kadang permusuhan berubah jadi persahabatan dan sebaliknya. Setiap perubahan tentu ada sebabnya. Oleh sebab itu, orang cerdik tidak segan berdamai dengan musuhnya jika ada keperluan, tidak malu mengharapkan pertolongan musuh untuk menghindar dari bahaya, atau mendapatkan yang diinginkannya. Seperti perumpamaan tikus dan kucing hutan, ketika sama-sama terperosok ke dalam bahaya, tetapi berkat perdamaian antara keduanya, terlepaslah mereka dari bahaya. Pada pangkal sepohon kayu yang besar, terdapat sebuah lubang tempat tinggal seekor kucing hutan, bernama Rumi. Di dekat lubang terdapat pula liang seekor tikus, bernama Faridun. Tempat itu biasa didatangi pemburu yang hendak menangkap burung dan binatang hutan. Pada suatu hari datanglah seorang pemburu, lalu memasang jaringnya dekat lubang kucing hutan. Rumi pun terperangkap ketika hendak keluar dari lubangnya. Ketika itu keluarlah tikus dari liangnya hendak mencari makan. Dengan hati-hati ia menoleh ke kiri dan ke kanan, kalau-kalau kucing hutan sedang mengintainya. Ketika ia melihat kucing hutan terperangkap dalam jaring pemburu, hilanglah rasa khawatirnya. Tetapi tiba-tiba tidak jauh dihadapannya ,nampak seekor musang  hendak menerkamnya, dan pada cabang kayu di atas kepalanya seekor burung hantu hendak menyambarnya juga. Jika ia lari ke belakang, ia ditangkap kucing hutan, jika maju ke depan musang yang akan menangkapnya, dan jika ia lengah seketika saja, tentu ia disambar burung hantu. Akhirnya tak ada jalan lain bagi tikus kecuali mengajak kucing berdamai. Tikus berjanji akan mengeluarkan kucing dari perangkap, asalkan ia tidak akan dicelakai. Karena sama-sama dalam keadaan bahaya kucingpun menerima perdamaian itu. Melihat tikus dan kucing hutan yang berdamai, akhirnya musang dan burung hantupun pergi. Setelah kedua musuhnya pergi, barulah tikus memutuskan tali yang mengikat kucing ,kecuali seutas tali. Ketika pemburu datang, barulah tikus memutuskan seutas tali itu, kucingpun dapat selamat , dan pemburu tidak mendapatkan apa-apa. 
Dilihat dari isinya buku ini menarik dan tidak membosankan. Di dalam cerita banyak ditemui kandungan nilai, terutama nilai moral dan pendidikan. Sehingga dapat dijadikan bahan renungan. Sindiran-sindiran atau kritik-kritik sosial disampaikan secara halus dan cukup segar. Selain itu, buku ini dapat menghubungkan kita kembali dengan khazanah sastra lama Indonesia yang banyak dipengaruhi sastra Arab, India, dan Persia. Sedang kepada pengarang modern bisa memberikan ilham karena cerita ini kaya dengan fantasi dan imajinasi.
Sayangnya buku ini disajikan dengan bahasa yang rumit dan sulit dipahami, karena menggunakan bahasa melayu. Sehingga tidak cocok dibaca oleh orang awan dan anak-anak. Buku ini lebih cocok dibaca oleh para pelajar maupun pembaca dewasa. Selain itu gambar sampul yang disajikan kurang menarik, dan gambar  cerita yang disajikan kurang jelas dan tidak berwarna.
About Unknown

Pellentesque penatibus, sed rutrum viverra quisque pede, mauris commodo sodales enim porttitor. Magna convallis mi mollis, neque nostra mi vel volutpat lacinia, vitae blandit est, bibendum vel ut. Congue ultricies, libero velit amet magna erat. Orci in, eleifend venenatis lacus.

You Might Also Like

0 comments:

Post a Comment