Novel karya
Marah Rusli ini telah banyak menjadi perbincangan di banyak media, karena novel
ini termasuk karya yang kontrofersional dan penuh dengan luapan emosi yang
sangat kental. Novel ini termasuk dalam sastra lampau karena dari sudut
kebahasaannya yang masih dengan bahasa sastra lama (hampir seperti bahasa
hikayat). Kata-kata yang terdengar asing dan jarang digunakan dalam novel
menghiasi keanekaragaman cerita dalam novel ini. Selain itu dengan penggunaan
bahasa daerah padang sumatera barat, semakin manmbah nilai linguistik dalam
novel ini.
Dikisahkan
dalam novel ini adalah seorang gadis yang bernama Sitti Nurbaya, parasnya
cantik jelita ramah perangainya dan baik budi pekertinya. Sitti nurbaya hidup
bersama keluarga yang di daerah padang sumatera barat. Seperti novel yang
mengambil kisah romansa cinta, dikisahkan sitti nurbaya mencintai seseorang
yang gagah lagi perkasa, yang tampan rupanya, ialah Samsul Bahri.
Judul Novel : Sitti Nurbaya (Kasih Tak
Sampai)
Novelis : Marah Rusli
Jumlah Halaman : viii, 336 halaman
Cetakan Pertama : 1922
Cetakan Terkini : Ke-44 2008
Penerbit :
BALAI PUSTAKA
Kota Terbit : Jakarta
Setiap kisah
cinta yang dialami seseorang, pasti ada saja rintangan yang dialami kedua
sejoli tersebut. Masalah tersebut datang dari keluarga Sitti yang memiliki
hutang banyak kepada datuk Maringgih. Sebenarnya keluarga Sitti masih bisa
bertahan dengan hutang yang ditanggungnya. Namun, karena kalicikan datuk
maringgih yang membakar toko milik ayahanda dari Sitti Nurbaya, sehingga
menjadikan keluarga Sitti semakin terbelit hutang oleh sang datuk. Tak hanya
sampai di situ saja kelicikan datuk Maringgih, bahkan sebelum memberikan
pinjaman uang datuk sengaja berpura-pura untuk membantu keluarga sitti dengan
tujuan ingin menjatuhkan kekayaan keluarga sitti.
Konflik bermula
ketika ayahanda sitti tak lagi mampu membayar hutang dari datuk, sehingga datuk
maringgih meminta hutangnya dibayar dengan memperistri Sitti Nurbaya, karena
kondisi keluarga yang sangat terdesak oleh hutang yang banyak, Sitti tak lagi
mempunyai pilihan, mau tak mau dia harus merelakan diri untuk diperistri sang
Datuk Maringgih. Dan merelakan cintanya dengan Samsu.
Marah Rusli
dengan ciri khas novelis masa lampau menggambarkan setting suasana dan setting
tempat serta waktu yag sangat mudah sekali unutuk direnungkan. Penggambaran
konflik yang jelas dan mendalam menjadi novel ini novel yang tahan terhadap
zaman, walaupun dibaca sampai saat sekarang masih tetap dapat dinikmati sebagai
karya sastra. Penyajian novel ini sangatlah brilian dengan kisah yang dinamis
dan perkembangan konflik yang pelik menjadikan novel ini sangat menggugah rasa
penasaran dari pembaca untuk tidak beranjak dari bacaan novel ini.
Tak hanya untuk
orang dewasa saja, untuk kalangan remaja novel ini tergolong novel yang cocok
untuk mengerti apa arti perjuangan cinta, apa arti pengorbanan, dan apa arti
ketulusan. Semua terkemas rapi dalam sebuah karya sastra yang berjudul Sitti
Nurbaya (Kasih tak sampai).
0 comments:
Post a Comment