
Suatu hari Hasan Al-Bashri mengantarkan jenazah ke pemakaman, ia melihat seseorang yang tua renta. Setelah jenazah selesai dikuburkan, Hasan Al-Bashri berkata kepada orangtua tersebut: "Wahai orangtua, aku ingin bertanya kepadamu, apakah mungkin mayat yang baru saja dikubur itu dapat terbersit keinginan untuk kembali lagi ke dunia agar ia dapat menambahkan perbuatan baiknya dan meminta ampunan kepada Allah atas dosa-dosanya yang telah lalu?"
Orangtua itu menjawab: "Ya, tentu saja!"
"Lalu, mengapa kita tak terbersit keinginan seperti mayat itu padahal kita masih hidup?" kata Hasan Al-Bashri. "Betapa kematian itu adalah sebuah nasihat, dan betapa besar manfaatnya nasihat itu jika hati ini tidak mati, namun memang tidak ada kehidupan bagi orang yang terlarut (pada kehidupan duniawi)." lanjutnya.
"Wahai hamba Allah, sesungguhnya Allah telah menetapkan maut sebagai ujung dari pengumpulan pahala, maka janganlah kamu berhenti untuk mengumpulkan pahala itu sampai kamu mati, karena Allah berfirman: "Dan sembahlah Tuhanmu sampai ajal datang kepadamu." (Al-Hijr [15]: 99)."
"Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah." (Luqman [31]: 33)
Beliau juga berkata: "Janganlah kamu terpedaya dengan kesibukan duniawi, karena di dunia memang banyak sekali kesibukan. Apabila seseorang telah masuk pada satu pintu kesibukan duniawi, maka ia akan membuka sepuluh pintu kesibukan lain di dalamnya."
(Az-Zuhd, Hasan Al-Bashri)
allahu a'lam bish-shawwab